Langit melegam
Menyatu dengan sang
malam
Bagai melambai
mengucap salam
Perlahan hingar
bingar berganti senyap nan lenggang
Kala Asma-Mu
menggema nyaring berirama
Sesak nan luluh
lantah bagi hati insan kala doa setelah gema berkumandang
Namun acuh bagi
mereka yang tak mengindahkan
Mataku mendongak
Menyapu langit yang
menghitam
Ahh.. tak nampak
seberkas kerlip setitik
Hanya sunyi penghias
sunyi
Kalbuku serasa
tersayat
Batinku bertarung
didalam daging hati
Ya Tuhan Ya Kariim..
Doaku senjata yang
ku punya
Engkau Tuhanku Maha
Kehendak akan dunia
Maha Besar akan
semesta dan isinya
Dadaku bergolak
tiada karuan
Menangis;
Namun air mata tak
Engkau izinkan mengalir
Meringkuh;
Dalam doa
pengharapan tiada henti
Menepi;
Dalam kehinaan dan
betapa busuknya hamba
Yang meminta dalam
doa namun tak henti berulah dosa
Jiwaku runtuh
Bergetar lebih
dahsyat
Menggigil terisak
pedih
Istighfarku belum
usai
Pundakku terguncang
hebat
Maha Besar Maha
Agung Engkau
Pemilik Skenario
alam
Pemilik kuasa atas
seluruh umat
Atas bencana serupa
musibah
Atas pagebluk yang
mewabah
Ku tawarkan dalam
negosiasi doa
Dalam sepertiga
malam
Ku tawarkan penuh
ikhlas dalam tiap persujudan
Oh ya robb
Simaklah doa hamba
nan hina tak serupa manungsa
Dengarlah Munajat
hamba
Beri secercah
harapan guna hamba meniti asa
Ditulis oleh Sekar Cahya Nurani
Mahasiswa Manajemen – Fak. Ekonomi
Universitas Islam Balitar
IG : sekarcahyanurani
Posting Komentar