LPM Freedom - UNISBA | Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Freedom Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar baru saja menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD), Sabtu (6/3/2021) bertempat di Ruang Auditorium Unisba Blitar.
Dalam PJTD tersebut, turut hadir wakil rektor III, Dr. Supriyono M.Ed, Kepala Bagian Kewahasiswaan, Sabitul Kirom, S.Pd, pembina LPM, Anita Reta Kusuma Wijayanti, dan Presiden BEM, Ahmad Wahyu Prasetyo.
Sebanyak 29 peserta yang mengikuti PJTD merupakan mahasiswa Unisba Blitar yang aktif. Kegiatan itu juga tetap mengindahkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat. Terbukti dengan penerapan jaga jarak dan pembatasan peserta yang dilakukan oleh panitia.
Sekretaris kegiatan PJTD, Hana Lusita Dewi mengatakan, kegiatan ini tetap dilaksanakan sebagai langkah awal mahasiswa untuk bergabung dengan LPM Freedom. Meskipun, dalam kenyataannya mahasiswa yang tidak mengikuti PJTD tetap diperbolehkan bergabung dengan LPM.
"Sebab minat mahasiswa Unisba sangat rendah dalam hal berorganisasi, maka dengan ini LPM sedikit memberikan kelonggaran kepada mahasiswa yang ingin bergabung," kata Hana.
Menurutnya, ia tidak menyangka banyak mahasiswa yang sangat antusias dalam mengikuti kegiatan PJTD. Sebelumnya ia berprasangka minat dari mahasiswa sangat minim, mengingat saat ini masih Pandemi Covid-19, dan juga momentum liburan kuliah yang sering kali digunakan mahasiswa untuk berlibur.
"Di luar dugaan kami, tapi yang jelas ini merupakan sebuah gambaran nyata LPM mulai banyak diminati mahasiswa dibandingkan UKM yang lain, apalagi keaktifan kembali LPM juga terhitung belum lama," lanjutya.
Sementara itu, pimpinan umum LPM Freedom, Muhammad Thoha Ma'ruf menyebutkan, pada tahun ini gebrakan yang dibuat olehnya memang lebih besar. Hal ini mengingat kebutuhan sebuah organisasi yang berbasis penalaran dan intelektual amat dibutuhkan di Unisba Blitar.
"Semenjak tahun ajaran baru ini, kami mencoba menerapkan prinsip baru, memperbanyak karya dan juga mencoba menguatkan kadar berpikir mahasiswa di sini," ujar Ma'ruf, Senin (8/3/2021).
Selain itu, kata dia, organisasi kemahasiswaan sudah seharusnya berorientasi ke depan. Hal ini berguna menghadapi tantangan yang lebih besar, yang barang tentu lebih rumit lagi.
"UKM dan HMP sudah saatnya beranjak dari sekadar hobi menuju gerakan pemahaman dan perubahan untuk arah organisasi dan mahasiswa yang lebih progresif," pungkasnya. (hai/bv)
Posting Komentar