Peresensi : Ibnu Ahmad Fauzi – Teknik Informatika'19
Siapa sih yang tidak tau
komedi ?, jika dikutip dari wikipedia komedi
adalah genre fiksi yang terdiri dari wacana atau karya yang dimaksudkan
untuk menjadi lucu atau menghibur dengan mengundang tawa, terutama di teater,
film, komedi stand-up, televisi, radio, buku, atau lainnya. media hiburan. Namun
ada saat dimana dalam sebuah komedi terdepat keseriusan di dalamnya.
Ada salah satu buku yang
menarik untuk saya resensi, yaitu buku yang berjudul “Drunken Monster”. Salah
satu buku yang ditulis oleh Pidi Baiq, yaitu seorang yang juga menulis buku
Dilan yang populer dan digemari muda mudi.
Saya mengambil buku ini
karena saya sendiri bukan tipe orang yang suka membaca buku, hehe.. Namun karena
genre buku ini humor dan fiksi, jadi menurut saya tidak ada salahnya jika
mengambil buku ini, satu hal yang saya fikirkan adalah isi buku ini tidak
berat.
Selain itu ada hal lain
yang menarik bagi saya, yaitu pada sampul bagian depan buku ini terdapat kutipan
dari Dr. Bambang Sugiharto yang mengatakan “Buku Ini Berbahaya”, itu lah yang
membuat saya semakin yakin untuk mengambil buku ini dari rak buku ketika saya
membelinya, dan hanya sekedar melepas rasa penasan dari kata berbahaya
tersebut.
Buku tersebut berisi 28
judul dan menceritakan kehidupan Pidi Baiq yang konyol, kocak, nyeleneh dan
pastinya bikin ngakak. Ketika membaca isi buku ini sambil ketawa, seketika saya
berfikir bahwa humorku sedang berwisata, karena sebagian besar dialog atau
percakapan yang ditulis dalam buku ini dibawakan menggunakan bahasa daerah
bandung, sedangkan saya sendiri berasal dari Blitar Jawa Timur, yang pastinya
bahasa yang dibawakan juga sudah berbeda. Namun walaupun begitu Pidi Baiq masih
berbaik hati dengan menambahkan translate bahasa indonesia di setiap akhir
baris percakapan, namun itu tidak mengurangi efek lucu dari cerita yang
dibawakan.
Bagian cerita yang paling
saya sukai adalah ketika pada judul Mengejar Kereta, ketika itu Pidi Baiq naik
mobil bersama pamannya, ketika itu mereka melewati jalan Konsekwen sambil
melihat gedung-gedung peninggalan Belanda di kanan kirinya yang masih kokoh
berdiri sampai sekarang. Ketika ada beberapa pertanyaan Pidi Baiq yang menurut
saya sangat kocak “Aneh ya, Bang, diurus sama penjajah malah bagus.” , “Sama
kita malah ancur.” , “Atau, kita ajuin proposal aja, Bang!” , “Ya ajuin ke
Pemerintah Belanda-lah. Ke kedubesnya supaya saya punya kenalan. Atau, ke
Kedubes Inggris. Kirim proposal minta dijajah lagi.”. Beberapa pertanyaan itu
sangat kocak menurut saya karena pemikiran konyol yang ia sampaikan sungguh
tidak pernah saya pikirkan.
Selain itu juga ada
kata-kata dari Dr. Yasraf Amir Piliang yang ditulis di kata pengantar buku ini.
Beliau berkata “Buku ini menyadarkan kita bahwa keisengan, keusilan, dan
kekocakan dapat menjadi pintu masuk ke dalam keseriusan.”. Contohnya pada
bagian cerita yang berjudul “Oh, Kerja”, ada sebuah percakapan yang menarik
antara Pidi Baiq dan instrinya, ketika itu Pidi Baiq mengirimkan SMS ke
istrinya yang sedang bekerja, dan SMS itu berisi “Ibu, apa yang kamu cari?” dan
istrinya menjawab “Cari uang!” sampai disini menurut saya itu sesuatu yang
sudah sewajarnya karena namanya kerja ya pasti cari uang, namun setelah itu
Pidi Baiq mengirim SMS lagi yang isinya “Emangnya, uang Ibu hilang?”. Nah
sampai disini pun saya dibuat berfikir, karena ada benarnya kalau mencari
sesuatu pasti barang yang dicari itu hilang.
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books PT. Mizan Pustaka
Halaman : 289 halaman
Genre : Humor, Fiksi
ISBN : 9786026716354
Posting Komentar