Peresensi : Nana Aidia Fitra Sania – Teknik Informatika’20
Nasionalisme dan kesejahteraan adalah dua hal yang saling berhubungan dalam lingkup suatu negara. Di Indonesia sendiri, tidak jarang keduanya saling berbenturan. Dalam pola kepemimpinan enam presiden di negeri ini, keseimbangan antara nasionalisme dan kesejahteraan mengalami pasang surut.
Ketika gagasan liberalisme muncul di Eropa di abad ke-18 (sebagai antitesa dari feodalisme), banyak orang bertanya-tanya manakah sesungguhnya yang kita inginkan. Kehendak raja yang bijak dan mensejahterakan tapi dalam sistem monarki, atau pilihan rakyat yang ternyata buruk dan berujung bencana di alam demokrasi ?.
Dalam buku yang berjudul “Indonesia For Sale” karya Dandhy Dwi Laksono ini menceritakan tentang nasionalisme dan kesejahteraan yang memfokuskan pada ekonomi negara. Penulis mencoba membuka mata dan pikiran pembaca bahwa nasionalisme dan kesejahteraan masih menjadi persoalan serius bagi negeri yang telah merdeka sejak puluhan tahun yang lalu ini. Tentang aset-aset dan warisan kekayaan alam yang terjual dengan dalih stabilitas ekonomi negara.
Buku ini menyuguhkan sedikit cerita mengenai masa-masa orde baru hingga masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dibungkus dengan obrolan imajiner sang penulis yang cerdas, kocak, dan sedikit jahil, “Indonesia For Sale” mencoba mengangkat berbagai persoalan ekonomi yang paling riil dirasakan masyarakat kecil. Seperti, mengapa pada masa itu harga naik turun BBM menjadi problematika yang sangat luar biasa. Juga masalah mengenai komersialisasi parkiran, toilet umum, air, sampai laut.
Buku ini mengatakan bahwa nasionalisme dan kesejahteraan merupakan senyawa dalam membangun sebuah bangsa sejati. Seseorang tidak mungkin dipaksa mengerek bendera dengan perut lapar. Sebaliknya, tidaklah pantas menjual bendera bangsanya demi urusan perut belaka. Sangat tidak baik, jika demi perut kenyang, tanpa sadar kita melilitkan tali gantungan kepada anak cucu sendiri. Sejarah telah mencatat bahwa kesejahteraan yang diciptakan Orde Baru sejatinya adalah semu.
Kesejahteraan yang kita rasakan kala itu ternyata menjadi semacam opium yang membius kesadaran kita: saat tertidur kekenyangan, tanah ladang kita tiba-tiba telah tergadaikan. Saat terbuai mimpi indah, tak disangka sumber-sumber penghidupan kita menjelma menjadi surat hutang. Saat kita terlelap, tanah air yang dulu direbut kakek-nenek kita dengan darah tiba-tiba ditumbuhi tanaman belukar berwujud dolar.
Judul Buku : Indonesia For Sale
Penulis : Dandhy Dwi Laksono
Penerbit : Jalan Baru, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Oktober 2009
Tebal : xxxvi + 318 halaman
Ukuran : 13 x 20 cm
ISBN : 978-602-51498-0-1
Posting Komentar