Sumber : https://unsplash.com/@jeztimms
Diksi jalang
Merayap permai dalam gulatan abu sore itu
Serasa membumbung
Mengakar menuju langit
Srapah manusia serupa adiksi predator kotor
Buang saja, itu tak mampu menghabisiku dalam sekejap
Diam, berlari sekencang mereka bisa
Apa bisa ?
Merayap permai dalam gulatan abu sore itu
Serasa membumbung
Mengakar menuju langit
Srapah manusia serupa adiksi predator kotor
Buang saja, itu tak mampu menghabisiku dalam sekejap
Diam, berlari sekencang mereka bisa
Apa bisa ?
Kakiku terjerambah dalam-dalam
Keringatku masih terus mengucur
Serasa berkompetisi menggebu dengan nada jantung
Siapa yang mampu menghabisiku ?
Bukankah tak lebih baik
Daripada kata apatis
Tentang sosok yang sudah menunggal
Bersama senyap dan kekosongan
Apa yang kau cari padaku ?
Bentuk ronggeng
Atau selendang biru semalam?
Atau gula-gula yang tersaji kemarin ?
Tak lihatkah kau
Gunakan matamu itu
Tentang cekikan kawat leherku
Yang menghitamkan darahku
Bersama bombongan yang tak segan menusuk
Mereka diam
Mereka diam
Hingga pulang ..
Mereka diam
Hingga pulang ..
Aku bukanlah aku
Ucapku dalam langkah menuju pulang
Pupil mataku mengecil
Serasa semua tampak putih olehku
Aku ingin berbalik padaNya
Aku ingin bersamaNya
Tak apa tuan aku berkawan
Sejati semua akan kembali bukan ?
Tuan, tak kau pandang gumpalan leherku ini?
Ini cukup tuan
Lupakan adiksi kotor itu
Lupakan adiksi kotor itu
Namun tak bersuara hingga pulang
Malam tampak lengang
Lampu mereka menyala
Aku ingin usai saja
Titimangsa 21/07/2022 Blitar
Ditulis oleh :
Sekar Cahya Nuraini
Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Ig : @sekarchya_han
Posting Komentar