Peresensi : Muhammad Thoha Ma'ruf - Agroteknologi'18
Mendengar kata Watchdoc, bagi orang yang mengetahui pasti terbesit sebuah film dokumenter yang mengisahkan realitas yang ada di negara Indonesia. Watchdoc terkenal gara-gara film Sexy Killer yang fenomenal. Film yang mengisahkan di balik beroperasinya tambang batu bara di Kalimantan Timur.
Baru-baru ini Watchdoc bersama Global Film juga telah merilis film terbarunya berjudul "Kinipan". Nama yang diambil dari sebuah desa di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
Film tersebut bukan hanya menceritakan tentang keadaan di daerah Kabupaten Lamandau saja. Melainkan juga menjelaskan keadaan negara Indonesia secara keseluruhan dengan cerita yang berkesinambungan.
Film kinipan ibarat sebuah buku dalam bentuk gambar visual yang berjalan, lantaran terdapat 7 bab layaknya sebuah buku. Hal itu untuk membagi bagian-bagiannya. Berturut-turut urutan babnya : pertama, Harimau, Babi, dan Hutan, kedua, Kinipan, ketiga, Covid-19, keempat, Omnibus Law, kelima, Food Estate, keenam, Restorasi Hutan, dan ketujuh, Epilog.
Pada bab pertama dijelaskan hubungan menurunnya luas hutan dengan populasi harimau dan babi. Semakin sempit hutan maka semakin sedikit pula jumlah dari harimau, lantaran habitatnya sudah tergusur. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya populasi babi hutan, karena predator alaminya (harimau) sudah menurun. Dengan meningkatnya populasi babi hutan, sawah dan ladang petani juga terancam gagal panen, sebab sangat rawan diserang babi hutan.
Bab kedua, dikisahkan dalam film sebuah realitas yang dialami warga Kinipan untuk mempertahankan hutannya. Di sana sejumlah lahan hutan warga Kinipan sudah dialihkan menjadi lahan sawit. Akibatnya, Desa Kinipan terendam banjir untuk pertama kalinya sepanjang sejarah gara-gara alih fungsi lahan oleh perusahaan. Warga Kinipan sampai harus berlawanan dengan aparat hanya untuk mempertahankan hutannya. Bahkan ada pasukan dan posko khusus dari warga Kinipan guna menjaga pelestarian hutan.
Kemudian bab ketiga, keberadaan pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih kita rasakan. Dalam kaca mata film tersebut, dibedah hubungan antara hutan, habitat hewan, dan virus yang menyerang manusia. Hubungannya, semakin pendek sekat antara hewan dan manusia, maka semakin besar resiko penularan penyakit dari hewan ke manusia. Digambarkan periode lampau saat terjadi flu burung, dan juga malaria yang ditularkan lewat perantara hewan. Selain itu Covid-19 juga diindikasi ditularkan melalui kelelawar.
Selanjutnya bab keempat, UU Cipta Kerja Omnibus Law atau biasa disebut UU Sapu Jagat. Perspektif dalam film digambarkan, aksi demonstrasi besar-besaran menentang UU pada Oktober 2020, kemudian juga dijelaskan isi pokok UU tersebut. Salah satunya, meniadakan area 30% untuk konservasi hutan yang berakibat semakin banyaknya pembukaan hutan untuk lahan sawit dan industri.
Bab kelima, Food Estate atau Lumbung Pangan, berdasarkan sudut pandang film, digali data daerah-daerah yang akan menjadi tempat food estate gelombang pertama dan kedua. Padahal proyek food estate dalam sejarahnya tidak pernah berhasil. Proyek tersebut sebenarnya sudah pernah dimulai Presiden Soeharto pada 1996 lalu. Pada 2015, periode Jokowi pun juga gagal. Namun, sekarang malah diprogramkan kembali dengan skala lebih besar. Salah satu yang menjadi pertanyaan besar adalah ditempatkannya TNI di garda terdepan, dengan mengesampingkan petani yang notabene sudah ahli pada bidang tersebut.
Untuk bab keenam, Restorasi Hutan, pada bab ini dijelaskan mengenai upaya dari pemerintah untuk memulihkan keadaan hutan, upaya itu didukung oleh negara-negara industri dengan menggelontorkan dananya untuk Indonesia. Namun, yang patut dipertanyakan pemerintah malah menggandeng pihak perusahaan tanpa melibatkan peran serta warga. Apalagi sejumlah proyek restorasi juga masih mengenai lahan yang menjadi wewenang masyarakat adat. Tercuat fakta bahwa pemerintah ingin mendapatkan pajak dengan dilibatkannya perusahaan.
Terakhir bab ketujuh, Epilog. Pada bagian ini dijelaskan kesimpulan dari pembahasan sejak awal film sampai akhir. Dinyatakan pula dugaan-dugaan yang dinyatakan masyarakat terkait dengan proyek food estate, alih fungsi lahan, dan dilibatkannya perusahaan. Sekali lagi, hal tersebut dibuktikan dengan penelusuran.
Keberadaan film ini dapat membuka mata batin kita terhadap situasi negara Indonesia saat ini. Dengan melihat film ini kita akan dibuat tersadar pentingnya keberadaan hutan dalam kehidupan makhluk hidup. Hanya kerakusan manusialah yang dapat merusak ekosistem di dalam hutan.
Film ini dibingkai dengan cara yang bagus, pengambilan video, pengisian suara juga sangat bagus, tak lupa tersedia subtitle guna memudahkan penonton untuk melihatnya.
Judul Film : Kinipan
Sutradara : Dandy Lhaksono & Indra Jati
Produser : Andy Panca & Inge Altemeier
Durasi : 2 jam 38menit
إرسال تعليق